Fishing job adalah pekerjaan dalam teknik pemboran yang mana pekerjaan ini berhubungan dengan pengambilan kembali alat-alat / potongan-potongan alat ke permukaan. Alat yang jatuh harus secepatnya diambil karena semakin lama semakin sulit diambil karena tertutup cutting atau mud cake dan lainnya. Kerugian dalam pekerjaan ini adalah rig timernya semakin panjang dan ini tentunya akan menambah biaya pemboran.
Kejadian ini tidak jarang terjadi pada operasi pemboran karenanya harus selalu hati-hati dan selalu mengontrol peralatan misalnya bit yang sudah tumpul harus segera diganti dan juga WOB yang tidak terlalu besar yang mengakibatkan drill string patah. Apabila alat ini tidak dapat diambil maka harus diadakan pemboran side tracking dan lubang tidak dapat diteruskan lagi.
Sistem peralatan penunjang lainnya yang penting adalah Kunci-kunci, Casing hanger, serta Fishing tools (alat-alat pemancing)
1.1. KUNCI-KUNCI
Peralatan-peralatan yang termasuk dalam kategori ini, antara lain adalah sebagai berikut :
1. Kunci Wilson (Make Up and Break Out Tongs)
Digunakan pada waktu menyambung/melepas sambungan rangkaian pipa bor, digantung pada menara bor dan bekerja secara mekanis.
2. Power Tongs
Fungsinya sama dengan kunci Wilson, tetapi bekerja secara hidrolis atau elektris.
3. Kunci-kunci dan rantai.
4. Tali henep
Merupakan tali yang digunakan untuk memperkeras/melepas sambungan rangkaian pipa bor. Tali henep ini dililitkan pada cathead.
1.2. CASING HANGER
Bagian casing yang terletak pada ujung atas berfungsi untuk menggantungkan seluruh rangkaian casing yang berada dalam lubang bor, disamping itu juga berfungsi untuk fondasi dari BOP stack.
1.3. FISHING TOOLS
a. Operasi Pemancingan
Operasi pemancingan adalah operasi untuk mengambil benda-benda yang tidak diinginkan dari lubang bor, termasuk potonga-potongan logam kecil, peralatan atau rangkaian bagian pipa bor
Sabtu, 30 Mei 2009
Sistem peralatan Penunjang
Diposting oleh faris di 19.57 0 komentar
Label: MIGAS
Jumat, 29 Mei 2009
Underbalanced drilling (UbD) adalah metode drilling dengan menggunakan mud weight yang SGnya lebih kecil daripada tekanan formasi. Adapun fungsinya adalah untuk mencegah atau mengurangi infiltrasi mud ke formasi yang dapat merusak formasi atau pembentukan skin pada formasi.
Underbalanced Drilling pada dasarnya mengebor sumur dengan menggunakan fluida, dimana densitasnya menghasilkan tekanan hidrostatis di dalam sumur yg lebih kecil daripada tekanan di formasi. Tujuan utamanya adalah meminimalkan “skin” atau formation damage, sehingga diharapkan produksi hidrokarbon akan lebih baik. Fluida yg umum digunakan bisa yang incompressible (air) atau yang compressible (angin, foam, aerated diesel, dsb). Aplikasi umumnya adalah re-entry drilling di reservoir yg mempunyai karakter:
1. Sensitif, mudah damage.
2. Depleted
3. Highly fractured
Tekanan formasi harus bisa diketahui seakurat mungkin sehingga fluida pengeboran dapat diprogram untuk mencegah kick dan juga mencegah loss circulation. densitas lumpur harus pas berada di celah antara tekanan formasi dan tekanan fracture. Pemboran underbalanced merupakan metoda pemboran dimana tekanan hidrodinamik dasar sumur didesain agar lebih kecil dibandingkan tekanan formasi.
Pada kondisi itu fluida reservoir masuk ke sumur dan ikut tersirkulasi ke permukaan. Ini tentu saja akan mempengaruhi sifat fisik fluida di annulus. Sifat fisik fluida di sumur pada pemboran underbalanced tidaklah mudah untuk ditentukan. Ini dikarenakan sifat fisik fluida dipengaruhi oleh tekanan hidrodinamik dan komposisi fluida, sementara tekanan hidrodinamik juga bergantung pada sifat fisik fluida. Selain itu komposisi fluida di annulus juga bergantung pada laju influks yang juga bergantung pada tekanan. Jadi kesemuanya itu saling berhubungan dan saling mempengaruhi sehingga membuat penentuan parameter transportasi cutting menjadi rumit. Untuk memecahkan masalah ini kemudian dilakukan filterasi antara tekanan, laju alir influks dan sifat fisik influks sampai didapat harga yang sesuai.
Pada studi ini, pemodelan aliran underbalanced digunakan fluida foam, emulsi, oil base mud dan aerated mud sebagai fluida pemboran dengan tiga macam fluida influks, yaitu minyak, air dan gas. Kombinasi dari tipe fluida pemboran dan influks membuahkan hasil perhitungan parameter transportasi cutting dan tekanan yang bervariasi. Pada tugas akhir ini dilakukan penentuan tekanan hidrodinamik pada operasi horizontal coiled tubing underbalanced drilling, sifat fisik fluida campuran, dan parameter transportasi cuttingnya. Selain itu dilakukan juga penentuan pengaruh beberapa faktor seperti ukuran coiled tubing, ukuran lubang, jenis fluida pemboran, dan Jenis influks terhadap pengangkatan cutting.
Berdasarkan data-data geologi dan reservoir, dapat disimpulkan bahwa tekanan formasi dilapisan Vulkanik Jatibarang telah mengalami penuruan gradien tekanan yang mana telah berada dibawah gradien tekanan abnormal. Dalam melakukan pemboran dengan air saja sudah akan menghasilkan tekanan hidridinamik diatas tekanan formasi, inilah penyebab hilangnya sirkulasi saat pemboran berlangsung. Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan tersebut menggunakan pemboran underbalanced, dengan prinsip kerja yaitu tekanan kolom hidrodinamik lebih kecil Dibandingkan tekanan formasi.
Untuk mengatasi hilang sirkulasi yang terjadi pada pemboran menembus lapisan Vulkanik yang mengandung rekahan-rekahan alam dipergunakanlah gas untuk menurunkan berat dari sistim fluida pemboran. Dilakukan dengan cara menginjeksikan gas kedalam fluida dasar (fresh water). Pemboran underbalanced menggunakan fluida dengan sistim dua fasa (air dan gas) atau dikenal dengan gasfield system. Anallisa yang dilakukan terhadap sistim fluida pemboran ini untuk mengetahui keberhasilan dalam sistim pengangkatan terhadap cutting yang dipengaruhi oleh beberapa parameter yang berhubungan erat dengan tekanan dan temperatur dan supaya memperoleh laju Pemboran yang sangat baik.
Hasil analisa pengangkatan cutting pada pemboran underbalanced berguna untuk mengindentifikasi baik atau tidaknya pengangkatan cutting dan juga untuk merencanakan operasi pengangkatan cutting pada masa yang akan datang, supaya dapat memperoleh laju alir fluida yang optimal.Diposting oleh faris di 19.12 0 komentar
Label: MIGAS
Kamis, 28 Mei 2009
Pekerjaan Stimulasi (fracturing)
Apakah tujuan stimulasi ?
Stimulasi (stimulation) adalah proses mekanikal dan/atau chemical yang ditujukan untuk menaikan laju produksi dari suatu sumur. Metode stimulasi dapat dikategorikan tiga macam yang semuanya memakai fluida khusus yang dipompakan ke dalam sumur.
Pertama, wellbore cleanup. Fluida treatment dipompakan hanya ke dalam sumur, tidak sampai ke formasi. Tujuan utamanya untuk membersihkan lubang sumur dari berbagai macam kotoran, misalnya deposit asphaltene, paraffin, penyumbatan pasir, dsb. Fluida yang digunakan umumnya campuran asam (acid) karena sifatnya yang korosif.
Yang kedua adalah yang disebut stimulasi matriks. Fluida diinjeksikan ke dalam formasi hidrokarbon tanpa memecahkannya. Fluida yang dipakai juga umumnya campuran asam. Fluida ini akan “memakan” kotoran di sekitar lubang sumur dan membersihkannya sehingga fluida hidrokarbon akan mudah mengalir masuk ke dalam lubang sumur.
Teknik ketiga dinamakan fracturing; fluida diinjeksikan ke dalam formasi dengan laju dan tekanan tertentu sehingga formasi akan pecah atau merekah. Pada propped fracturing, material proppant (mirip pasir) digunakan untuk menahan rekahan formasi agar tetap terbuka. Sementara pada acid fracturing, fluida campuran asam digunakan untuk melarutkan material formasi di sekitar rekahan sehingga rekahan tersebut menganga terbuka. Rekahan ini akan menjadi semacam jalan tol berkonduktivitas tinggi dimana fluida hidrokarbon dapat mengalir dengan lebih optimum masuk ke dalam sumur.Suatu pekerjaan stimulasi (fracturing) di lokasi darat. Puluhan peralatan digunakan sesuai kriteria desain fracturing. (gambar dari slb.com) Read More......
Diposting oleh faris di 21.52 0 komentar
Label: MIGAS
Rabu, 27 Mei 2009
Pemboran sumur
Bagaimana pengerjaan pemboran sumur dilakukan ?
Pemboran sumur dilakukan dengan mengkombinasikan putaran dan tekanan pada mata bor. Pada pemboran konvensional, seluruh pipa bor diputar dari atas permukaan oleh alat yang disebut turntable. Turntable ini diputar oleh mesin diesel, baik secara elektrik ataupun transmisi mekanikal. Dengan berputar, roda gerigi di mata bor akan menggali bebatuan. Daya dorong mata bor diperoleh dari berat pipa bor. Semakin dalam sumur dibor, semakin banyak pipa bor yang dipakai dan disambung satu persatu. Selama pemboran lumpur dipompakan dari pompa lumpur masuk melalui dalam pipa bor ke bawah menuju mata bor. Nosel di mata bor akan menginjeksikan lumpur tadi keluar dengan kecepatan tinggi yang akan membantu menggali bebatuan. Kemudian lumpur naik kembali ke permukaan lewat annulus, yaitu celah antara lubang sumur dan pipa bor, membawa cutting hasil pemboran
Diposting oleh faris di 21.28 0 komentar
Label: MIGAS
Selasa, 26 Mei 2009
Sistem peralatan pemboran lepas pantai
TEORI DASAR
Sistem peralatan pemboran lepas pantai pada prinsipnya adalah merupakan perkembangan dari sistem peralatan pemboran darat, maka metode operasi lepas pantai membutuhkan teknologi yang baru dan biaya operasi yang mahal, karena kondisi lingkungan laut berbeda dengan kondisi lingkungan darat.Peralatan mutlak yang harus ada dalam operasi pemboran lepas pantai adalah sebuah strutur anjungan (platform) sebagai tempat untuk meletakkan peralatan pemboran dan produksi. Berbagai macam anjungan telah dibuat, seperti anjungan permanen (fixed) yang terdiri diatas kaki-kaki beton bertulang. Jenis ini umumnya digunakan pada laut dangkal dan pada lapangan pengembangan sehingga dapat sekaligus menjadi anjungan pemboran dan produksi.
Berbagai hambatan alam yang harus diatasi bagi pengoperasian unit lepas pantai. Hambatan tersebut antara lain : angin, ombak, arus dan badai. Khusus untuk unit terapung yang amat peka terhadap pengaruh kondisi laut, maka menciptakan peralatan khusus, yaitu peralatan peredam gerak oscilsi vertikal akibat ombak dan peralatan pengendalian posisi pada unit terapung. Untuk pengendalian posisi pada unit terapung dikenal dengan mooring system dan sistem pengendalian posisi dinamik . Sedangkan untuk mengatasi gerak vertikal keatas dan kebawah umumnya digunakan Drill String Compensator (DSC).
Operasi pemboran lepas pantai dimulai dari pengembangan teknologi pemboran darat dengan menggunakan casing conduktor yang ditanam atau dibor dan disemen, kemudian meningkat dengan digunakan mud-line suspention system, dan terus meningkat dengan menggunakan riser system. Penggunaan BOP konventional terus dimodifikasi agar mampu beroperasi di bawah air. Kondisi lingkungan laut berpengaruh terhadap pemilihan jenis platform.
Diposting oleh faris di 20.53 0 komentar
Label: MIGAS
Senin, 25 Mei 2009
pemprosean crude Oil
Setelah penyisihan free water, crude oil biasanya masih mengandung emulsified water. Treating, sering juga disebut dehidrasi, diperlukan untuk mereduksi kandungan air hingga nilai yang diinginkan untuk pengangkutan atau dijual. Proses dehidrasi biasanya merupakan kombinasi dari 4 metode, yaitu waktu tinggal (residence time), penambahan bahan kimia, panas, dan listrik statis.
Hidrogen sulfida dalam crude oil dibatasi karena akan menyebabkan masalah dalam penanganan dan pengangkutan. Hidrogen sulfida mempunyai sifat toksik dan korosif.
Stabilisasi crude oil bertujuan untuk menurunkan tekanan uap hingga nilai yang memungkinkan crude oil aman untuk ditangani dan diangkut. Kontrol tekanan uap diperoleh dengan pemisahan bertahap (stage separation), reboiled distillation, atau kombinasi keduanya.
Diposting oleh faris di 15.45 0 komentar
Label: MIGAS
Minggu, 24 Mei 2009
RIG Pengeboran
Rig pengeboran adalah suatu bangunan dengan peralatan untuk melakukan pengeboran ke dalam reservoir bawah tanah untuk memperoleh air, minyak, atau gas bumi, atau deposit mineral bawah tanah. Rig pengeboran bisa berada di atas tanah (on shore) atau di atas laut/lepas pantai (off shore) tergantung kebutuhan pemakaianya. Walaupun rig lepas pantai dapat melakukan pengeboran hingga ke dasar laut untuk mencari mineral-mineral, teknologi dan keekonomian tambang bawah laut belum dapat dilakukan secara komersial. Oleh karena itu, istilah "rig" mengacu pada kumpulan peralatan yang digunakan untuk melakukan pengeboran pada permukaan kerak Bumi untuk mengambil contoh minyak, air, atau mineral.
Rig pengeboran minyak dan gas bumi dapat digunakan tidak hanya untuk mengidentifikasi sifat geologis dari reservoir tetapi juga untuk membuat lubang yang memungkinkan pengambilan kandungan minyak atau gas bumi dari reservoir tersebut.
Rig pengeboran dapat berukuran:
Kecil dan mudah dipindahkan, seperti yang digunakan dalam pengeboran eksplorasi mineral
Besar, mampu melakukan pengeboran hingga ribuan meter ke dalam kerak Bumi. Pompa lumpur yang besar digunakan untuk melakukan sirkulasi lumpur pengeboran melalui mata bor dan casing (selubung), untuk mendinginkan sekaligus mengambil "bagian tanah yang terpotong" selama sumur dibor.
Katrol di rig dapat mengangkat ratusan ton pipa. Peralatan lain dapat mendorong asam atau pasir ke dalam reservoir untuk mengambil contoh minyak dan mineral; akomodasi untuk kru yang bisa berjumlah ratusan. Rig lepas pantai dapat beroperasi ratusan hingga ribuan kilometer dari pinggir pantai.
Diposting oleh faris di 20.14 0 komentar
NEGARA PENGHASIL MINYAK TERBESAR
(Diurutkan berdasar jumlah produksi tahun 2006) dan total produksi1nya dalam juta barrel per hari
1. Arab saudi - 10,665
2. Rusia - 9,667
3. Amerika Serikat2 - 8,331
4. Iran - 4,148
5. Republik Rakyat Cina - 3,858
6. Meksiko - 3,707
7. Kanada - 3,288
8. Uni Emirat Arab - 3,0
9. Venezuela - 2,803
10. Norwegia - 2,786
11. Kuwait - 2,675
12. Nigeria - 2,443
13. Brasil - 2,166
14. Aljazair - 2,122
15. Irak - 2,008
(Diurutkan berdasar jumlah yang diekspor di 2006) dan total ekspor dalam juta barrel per hari
* Arab saudi - 8,651
* Rusia - 6,565
* Norwegia - 2,524
* Iran - 2,519
* Uni Emirat Arab - 2,515
* Venezuela - 2,203
* Kuwait - 2,150
* Nigeria - 2,146
* Aljazair - 1,847
* Meksiko - 1,676
* Libya - 1,525
* Irak - 1,438
* Angola - 1,365
* Kazakhstan - 1,114
* Kanada - 1,071
Catatan:
1 Total produksi termasuk minyak mentah, gas alam, kondesat dan cairan lainnya.
2 Amerika Serikat mengkonsumsi seluruh minyak yang diproduksinya.
3 Yang dicetak tebal adalah negara-negara anggota OPEC.
Sumber: Statistika Energi dari pemerintah AS
Diposting oleh faris di 17.29 0 komentar
Label: MIGAS
Sabtu, 23 Mei 2009
Model Metoda Res-2D
Metoda Res-2D merupakan salah satu cara untuk mengetahui kondisi bawah permukaan, baik untuk mengetahui distribusi vertikal ataupun lateral mineral dan batubara.
Biaya untuk survei ini akan lebih murah dibandingkan dengan pemboran yang memerlukan jumlah pemboran yang banyak. Metoda ini dilakukan dengan menginjeksikan arus ke dalam bumi melalui lektroda besi, Besar kuat arus dan beda potensial yang terjadi saat injeksi dicatat dan dapat ditentukan nilai rho. Nilai rho sangat dipengaruhi oleh sifat fisis batuan ataupun fluida dan gas yang berada di bawah permukaan bumi. Oleh karena itu nilai rhodapat digunakan untuk menafsirkan keberadaan batubara, mineral di bawah permukaan bumi, baik sebaran, tebal; dan pada akhirnya dapat digunakan untuk menghitung cadangannya. telah dilakukan beberapa survei Res 2D di beberapa lokasi tambang batubara, prospek CBM,
Model resistivity
Diposting oleh faris di 16.33 0 komentar
Label: MIGAS
Gambar 1: Skema sistem ECVT - Melihat tembus secara 4 dimensi: Terdiri dari sistem sensor, sistem data akuisisi dan perangkat komputer untuk kontrol, rekonstruksi data dan display
Diposting oleh faris di 09.09 0 komentar
Label: MIGAS
Kamis, 21 Mei 2009
Akuntansi Perminyakan
Karena karakter bisnisnya yang unik, Industri perminyakan mempunyai aturan tersendiri dalam penanganan prosedur akuntansinya. Salah satu karakter industri migas adalah adanya jangka waktu yang lama antara investasi awal yang dikeluarkan dengan manfaat yang akan diperoleh.
Ada dua metoda akuntansi yang dikenal dalam industri migas dan diakui oleh Securities and Exchange Commission (SEC) dan Financial Accounting Standard Board (FASB), yaitu: Full Cost (FC) dan Successful Efforts (SE). Sebelum membahas perbedaan antara kedua metoda tersebut, terlebih dahulu akan dijelaskan komponen komponen biaya utama yang umum terjadi pada perusahaan yang bergerak dalam bidang hulu migas.
Lease Acquisition Costs
Biaya biaya yang berhubungan dengan usaha untuk memperoleh blok, wilayah kerja atau konsesi.
Exploration Cost
Biaya biaya yang berhubungan dengan aktivitas eksplorasi, seperti: seismic, exploration drilling, etc.
Development Cost
Biaya biaya yang berhubungan dengan pengembangan lapangan yang terbukti mengandung cadangan yang komersial, biaya biaya ini termasuk: development wells, wells completion, production facilities, etc.
Operating Cost
Biaya yang berhubungan dengan aktivitas pengangkatan migas mulai dari sumur, sampai ke pemukaan termasuk aktivitas proses pemisahan minyak dan transportasinya, biaya operasi ini akan langsung dibebankan pada tahun berjalan.
Sekarang kita masuk ke metoda akuntansinya, pertama:
Metoda Successful Effort (S.E)
Sebelum tahun 1950 hampir semua perusahaan minyak menggunakan metoda akuntansi Successful Effort (SE), inti dari metoda S.E ini adalah bahwa semua pengeluaran biaya (expenditure) yang tidak memberi manfaat ekonomis dimasa yang akan datang harus dibebankan pada periode terjadinya biaya tersebut, hal ini sesuai dengan teori dasar Akuntansi. Dengan demikian, metoda SE akan membebankan biaya pemboran eksplorasi apabila sumur tersebut (dry hole) pada periode tersebut, namun apabila pemboran tersebut sukses, maka biaya yang telah terjadi dapat dikapitalisasi (dibebankan sejalan dengan waktu manfaat dari aset tersebut). Para pendukung metode ini menganggap bahwa hanya pengeluaran (expenditure) yang berhubungan dengan penemuan prospek migas yang dapat dikapitalisasi.
Metoda Full Costing (F.C)
Metoda FC dikembangkan sekitar tahu 1950-an, inti dari metoda FC adalah bahwa dalam kegiatan migas, kegiatan eksplorasi adalah suatu kegiatan yang sangat vital bagi perusahaan. Tanpa eksplorasi, cadangan minyak tidak akan pernah ditemukan. Mengingat resiko pada tahap eksplorasi ini sangat besar, maka adanya pemboran yang menghasilkan sumur (dry hole) adalah suatu yang tidak terelakan, sehingga metoda ini menganggap bahwa semua biaya eksplorasi baik berhasil maupun dry hole harus dikapitalisasi.
Buat yang mau detail, ini referensi yang bagus:
• Johnson, D, Oil Company: Financial Analysis in Non Technical Language, Penwell, 1992
• Gallun, Wright, International Petroleum Accounting, Penwell, 2005
• Haryono, Akuntansi Perminyakan, Penebit Universitas Trisakti, 1998
(http://ekonomi-migas.blogspot.com/2006/11/akuntansi-perminyakan.html)
Diposting oleh faris di 15.34 0 komentar
Label: MIGAS
Rabu, 20 Mei 2009
Tantangan Dunia Perminyakan Dua Dekade Kedepan
Diposting oleh faris di 20.39 0 komentar
Label: MIGAS
Magic Pasti Libas Cavaliers
ORLANDO - Cleveland Cavaliers akan berhadapan dengan Orlando Magic di babak final Wilayah Timur 2009. Dwight Howard dkk diunggulkan dapat melibas Cavaliers dan melangkah ke babak final NBA.Perjalanan Cavaliers menuju final Wilayah Timur boleh dibilang tanpa ada hadangan. Betapa tidak, LeBron James dkk berhasil menumbangkan Detroit Pistons dan Atlanta Hawks dengan skor 4-0.Sementara itu berbeda dengan Cavaliers, Magic harus melewati perjuangan berat untuk merebut tiket ke babak final Wilayah Timur. Tiket itu diraih setelah menyingkirkan Boston Celtics 4-3.Menurut komentator TNT, Charles Barkley, Howard akan mampu mengatasi perlawanan King Jams, sang MVP NBA musim ini. "Saya rasa Orlando Magic akan mengalahkan Cleveland Cavaliers," kata Barkley dikutip dailycamera, Rabu (20/5/2009)."Lihat susunan pemain kedua tim dan saya rasa pemain Cleveland tidak mampu mengimbangi Orlando. Saya rasa Orlando memiliki skuad lebih baik. Meski saya tahu, hasil tidak bisa ditentukan dari selembar kertas," tegasnya.Cavaliers berpeluang merebut game perdana. Tim besutan Mike Brown itu akan menjamu Magic di pertandingan perdana di Quicken Loans Arena. (http://sports.okezone.com/read/2009/05/20/36/221702/magic-pasti-libas-cavaliers)
Diposting oleh faris di 20.30 0 komentar
Label: Basket
Cadangan Minyak Besar Ditemukan di Ambalat
Cadangan Minyak Besar Ditemukan di Ambalat.Kabar gembira bagi sub sektor migas. Berdasarkan indikasi awal, terdapat cadangan minyak cukup besar di Lapangan Aster, Blok Ambalat yang dikelola ENI. Produksinya diperkirakan sekitar 30.000-40.000 barel per hari. Dirjen Migas Departemen ESDM Bu Evita H. Legowo dalam jumpa pers di Gedung Migas, Jumat (17/4), mengemukakan, dalam waktu dekat sekitar 2-3 bulan ini, akan dilakukan Drill Stand Test. Jika tes ini berhasil, maka pada tahun 2010 produksi pertama dari Lapangan Aster sudah dapat dilakukan. "Saat ini sudah ada 5 sumur di lapangan tersebut," kata Bu Evita. Terkait dengan rencana pengembangan Blok Ambalat, dalam waktu dekat CEO ENI akan melakukan pertemuan dengan pemerintah. Mengenai letak Blok Ambalat yang berbatasan dengan Malaysia, Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro menambahkan, tidak perlu menjadi kekhawatiran karena wilayah itu jelas merupakan bagian dari NKRI. Diakuinya, pihak Malaysia memang pernah mengajukan permintaan agar dilakukan operasi bersama. Namun permintaan itu dengan tegas ditolak Indonesia. "Karena kalau kita akui itu menjadi wilayah operasi bersama, berarti kita mengakui ada konflik, dispute. Kita katakan tidak," tegas Purnomo. Pemerintah telah menginstruksikan ENI agar terus melakukan kegiatan migas di wilayah itu. Dalam pertemuan dengan Presiden, kata Purnomo, pihaknya juga telah meminta dukungan karena wilayah Ambalat merupakan bagian dari Indonesia. (http://www.migas.esdm.go.id/)
Diposting oleh faris di 20.28 0 komentar
Label: MIGAS
Blok Cepu Terkendala Infrastruktur
Semoga berita dibawah ini dapat menjadi referensi kita mengenai kondisi terakhir ladang minyak yang kita harapkan menjadi konstributor terbesar bagi produksi minyak di indonesia, pengganti lapangan2 di riau (chevron) di tahun2 mendatang), semoga ada manfaatnya, terima kasih.-admin-===============Produksi awal minyak Blok Cepu masih terkendala masalah infrastruktur pipa pengakut minyak dan kesiapan fasilitas kilang mini. Target produksi 20.000 barrel per hari bisa mundur dari jadwal jika kedua infrastruktur pendukung tersebut tidak siap Dirjen Minyak dan Gas Bumi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral Evita Legowo, Senin (4/5), menilai, kesiapan fasilitas pipa menjadi hal yang utama untuk produksi awal Cepu. “Terutama soal pipa,” ujarnya.Sesuai rencana, pengenbangan Blok Cepu yang dikelola bersama Exxon Mobil dan Pertamina dilakukan dalam tiga tahap. Tahap pertama, sumur yang telah dibersihkan mulai memproduksi minyak (first oil), telah dilakukan awal Desember 2008.Di tahap uji coba ini, produksi minyak Cepu hanya 200-500 barrel per hari. Tahap kedua, produksi awal. Produksi minyak dari enam sumur di Lapangan Banyu Urip ditingkatkan mencapai 20.000 barrel per hari. Tahap ketiga adalah pengembangan penuh dari semua lapangan yang ada di Blok Cepu pada tahun 2012. Di tahap ini, Cepu diharapkan bisa mencapai puncak produksi 185.000 barrel per hari ditambah produksi gas.Saat ini, Cepu sedangn masuk ke tahap kedua. Aktivitas produksi di seluruh sumur yang ada di Banyu Urip dihentikan sementara karena Join Operating Body (JOB) Cepu sedang membangun fasilitas produksi awal.Dengan adanya sejumlah kendala, produksi awal mundur dari rencana. Semula, produksi awal ditargetkan Februari 2009, sebesar 20.000 barrel per hari.Perkembangan terakhir, produksi awal baru dimulai Juli 2009. Pada tahap ini, minyak dari Blok Cepu mulai dijual. Sekitar 14.000 barrel dialirkan ke Pertamina dan 6.000 barrel ke kilang mini dikelola PT Tri Wahana Universal (TWU) di Bojonegoro.Pertamina harus membangun pipa sejauh 36 kilometer dari Blok Cepu ke Mudi. Minyak akan dialirkan ke floating storage Cinta Natomas di lepas pantai Tuban.Pembangunan pipa dari Blok Cepu ke Mudi masih terkendala soal izin dari Pemerintah Kabupaten Tuban. Pemkab Tuban sampai mengirim surat ke pemerintah pusat, meminta penjelasan tentang status proyek tersebut.Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro menyatakan, Ditjen Migas telah membalas, meminta pemerintah daerah memberi izin dan membantu pelaksanaan pembangunan pipa, bagian dari proyek penting bagi Negara.Secara terpisah, Wakil Kepala Badan Pelaksana Hulu Migas Abdul Muin mengemukakan, dalam rapat pembahasaan tentang produksi Cepu, Jumat lalu, soal insfrastruktur pendukung menjadi pembahasan utama.Kesiapan fasilitas pendukung berupa pipa dan kilang menjadi penentu kapan produksi awal Cepu bisa mencapai 20.000 barrel per hari.“Sementara perkiraan produksi 20.000 barrel bisa tercapai di bulan Agustus. Kalau dua fasilitas itu tidak siap, pasti mundur lagi,” ujar Abdul Muin.Pertamina sedang mengusahakan agar pipa bisa diselesaikan, sedangkan soal kilang, Abdul Muin mengkhawatirkan krisis financial ikut berdampak pada PT TWU. Meskipun ada informasi bahwa kilang tersebut sudah masuk tahap uji coba, BP Migas masih harus memastikan lagi.Blok Cepu termasuk yang diandalkan pemerintah untuk mencapai target produksi minyak 960.000 barrel per hari, produksi minyak pada triwulan pertama tahun 2009 adalah 956.290 barrel per hari. (kompas, 5 mei 09)
Diposting oleh faris di 20.23 0 komentar
Label: MIGAS
Ada Apa dengan Blok Cepu
Blok Cepu adalah sebuah daerah di Cepu, Kabupaten Blora, Provinsi Jawa Tengah yang terkenal karena persediaan minyak buminya yang melimpah. Kota Cepu sendiri berada pada koordinat 7°08′55.95″S, 111°35′21.44″E. Sebenarnya penambangan minyak bumi di Cepu telah berlangsung sejak zaman penjajahan, yaitu oleh perusahaan asing BPM.
Sebelum penemuan terbaru cadangan minyak yang cukup besar di daerah Cepu dan sekitarnya yaitu di Kabupaten Bojonegoro dan Tuban, ladang minyak Cepu hanya difungsikan sebagai wahana pendidikan bidang perminyakan yaitu dengan adanya Akademi Migas atau Sekolah Tinggi Energi dan Mineral di Cepu.Rencana pengolahannya yang akan diberikan kepada ExxonMobil mengundang banyak kontroversi. DPR mendukung pengolahannya diberikan kepada Pertamina.
Diposting oleh faris di 18.47 0 komentar
Label: MIGAS
Minggu, 17 Mei 2009
DEPO PLUMPANG TERBAKAR!!!!
Geger !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!,,,,,,,,,,,
warga ibukota dengan meledaknya Depo Plumpang . Tak tahu apa penyebab kebakaran tersebut, sabotase, kecelakaan atau yang lainnya. Tapi yang pasti kejadian tersebut akan mengganggu pasokan BBM di Jabodetabek yang berujung pada kelangkaan BBM. Pertamina sih menjamin kalo pasokan akan tetap aman dan akan diambil dari Cikampek, Ujung Berung dan Merak. Tapi tahu kan Pertamina, kalo nanti ada kelangkaan pasti ngomong itu Cuma panic buying. Konsumen panic dan membeli BBM secara berlebihan, akibatnya jadi langka deh BBM.
Depo BBM Plumpang memiliki panjang sekitar 1 kilometer dan lebar 500 meter, beroperasi pertama kali pada tahun 1974 dengan 88 filling point. Sebagai pemasok BBM utama di wilayah ibukota dan sekitarnya yaitu cadangan BBM selama 21-25 hari, depo ini memiliki lebih dari 20 tangki penimbunan BBM yang masing-masing memiliki ketinggian 50 meter. Dan tempat ini merupakan depo BBM terbesar yang dimiliki Pertamina yang menyimpan 20 persen cadangan nasional, sehingga depo ini sangat strategis sebagai pusat cadangan BBM nasional. Depo Plumpang memperoleh pasokan antara lain dari pipa langsung dari kilang Balongan sebanyak 250 kiloliter per jam.
Diposting oleh faris di 18.02 0 komentar
Label: News
Sabtu, 16 Mei 2009
Pemerintah Targetkan Produksi CBM pada tahun 2011
Jakarta, beritabaru.com - Dirjen Migas Departemen ESDM, Evita Legowo mengatakan, kontraktor gas metana batubara atau coal bed methane (CBM) yang tengah melakukan eksplorasi merasa optimistis produksi gas bisa segera dimulai pada 2011.
"Kami optimis gas CBM bisa segera diproduksi," katanya di Jakarta, Kamis (30/4).
Indonesia memiliki sumber daya CBM cukup besar, yakni mencapai 453 triliun kaki kubik (TCF) yang sebagian besar berada di pulau Sumatera dan Kalimantan.
CBM merupakan gas bumi yang terperangkap di dalam batubara. Melalui proses pengeboran tertentu, CBM diambil tanpa mengurangi deposit batubaranya.
Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas Departemen ESDM, Edy Hermantoro menjelaskan bahwa pemerintah akan menandatangani kontrak empat blok CBM saat penyelenggaraan Konvensi Indonesia Petroleum Association (IPA) pada 5 Mei 2009.
Diposting oleh faris di 00.28 0 komentar
Label: MIGAS
Sabtu, 02 Mei 2009
Industri Migas
Diposting oleh faris di 20.09 0 komentar
Label: MIGAS