BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Rabu, 17 Juni 2009

David Lee Balas Kunjungan King Kong ke Surabaya

Menyambut NBA Madness Perdana di Indonesia

Tahun lalu, Surabaya menjadi tuan rumah even resmi perdana NBA di Indonesia. Bulan Juni nanti, Surabaya juga menjadi tuan rumah even NBA Madness pertama di Indonesia.


Tahun lalu, even resmi pertama NBA di Indonesia diselenggarakan di Surabaya. Pada 23-24 Agustus 2008, top scorer Indiana Pacers, Danny Granger, tampil di DetEksi Basketball League (DBL) Arena Surabaya.
Dia hadir untuk kompetisi basket pelajar terbesar di Indonesia, Honda DBL. Selain menyaksikan final Jawa Timur, dia juga memberi materi latihan kepada juara-juara kompetisi ini yang datang dari sepuluh provinsi di Indonesia.
Tahun ini, liga basket paling bergengsi di dunia itu kembali lagi ke Surabaya. Bukan hanya sekali, tapi dua kali!
Pada Juni nanti, Surabaya menjadi tuan rumah even NBA Madness pertama di Indonesia, dalam rangkaian Ulang Tahun Ke-60 Jawa Pos.
Untuk even basketball lifestyle kelas dunia yang interaktif tersebut, hadir bintang New York Knicks, David Lee. Dia tidak sendirian. Hadir pula Grizz, maskot tim Memphis Grizzlies, plus enam personel Miami Heat Dancers, dance team yang dalam empat tahun terakhir menjadi ’’juara’’ di NBA.
Selama empat akhir pekan, mulai 4 sampai 28 Juni, warga Surabaya (dan pengunjung dari kota-kota lain) bisa merasakan atmosfer NBA, yang sebelum ini hanya bisa dirasakan kalau menonton langsung pertandingan liga tersebut di Amerika Serikat.
Kemudian, pada pertengahan Agustus nanti, ada satu lagi bintang NBA yang datang. Namanya masih dirahasiakan. Tapi, pada dasarnya, dia melanjutkan apa yang dilakukan Danny Granger tahun lalu. Serius membantu perkembangan permainan basket dan memopulerkan basket di Indonesia.
Bersama dua asisten pelatih NBA (yang namanya juga masih kami simpan), pemain itu akan memberi materi latihan kepada bintang-bintang Honda DBL 2009 yang datang dari 15 provinsi.
Bedanya, kalau tahun lalu Granger hanya melatih sehari, kali ini programnya tiga sampai empat hari. Bukan sekadar klinik, even itu diberi titel Indonesia Development Camp 2009, organized by NBA and DBL.
Surabaya kota NBA? Surabaya pusat basket Indonesia? Jalan ke arah sana kini sudah terbuka…

***
Terus terang, menyelenggarakan even NBA bukanlah hal mudah. Bukan sekadar urusan komersial, melainkan urusan detailnya yang njelimet bin ribet.
Bagian paling mendebarkan? Menunggu kepastian siapa saja bintang yang akan datang. Apalagi, NBA Madness presented by Jawa Pos ini diselenggarakan pada bulan Juni. Pada saat yang sama, final NBA 2009 masih diselenggarakan. Sedangkan keputusan nama pemain sudah harus didapat sejak April, pada saat tim-tim masih sibuk menjalani akhir musim reguler.
Tahun lalu, kita cukup beruntung. Nama Danny Granger mungkin kurang familier bagi masyarakat umum. Tapi, bagi penggemar basket, dia itu sudah kondang.
Dan benar, sepulang dari Surabaya, karir Granger meroket. Dia meneken kontrak USD 64 juta untuk lima musim. Dia masuk lima besar pencetak poin terbanyak di NBA. Dia untuk kali pertama sukses masuk barisan All-Star. Dan sekarang, dia masuk kandidat anggota Team USA yang akan berlaga di Olimpiade London 2012.
Sukses Granger itu membuat pemilihan pemain untuk 2009 semakin sulit dilakukan. Ada beban, pemain yang datang nanti minimal harus setara dengan dia.
Terus terang, sangat banyak yang menelepon dan meng-e-mail Jawa Pos dan DBL, menanyakan siapa bintang yang akan datang tahun ini. Bukan hanya itu, mereka bahkan melakukan request, minta agar kami mendatangkan pemain-pemain favoritnya. Ada yang minta Kobe Bryant, ada yang minta LeBron James, atau Yao Ming.
Well, prosesnya tidak semudah itu. Pertama, para superstar punya tarif superstar pula. Jangan heran kalau ada yang minta lebih dari USD 250 ribu hanya untuk tampil selama sekitar enam jam.
Pemain yang ’’biasa-biasa’’ pun tidaklah murah. Ingat, ada 400-an pemain berlaga di NBA setiap tahunnya. Semua adalah ’’spesies’’ istimewa. Gaji rata-rata mereka per musim mendekati angka USD 5 juta (Rp 52,5 miliar). Karena dalam satu musim mereka bermain 82 kali (tidak termasuk playoff dan ekshibisi), bisa dibilang mereka rata-rata digaji sekitar Rp 750 juta hanya untuk sekali main!
Selain itu, image pemain sangat dipertimbangkan. Pernah kami mengusulkan satu atau dua nama, namun yang di Amerika berkeberatan karena pemain-pemain tersebut punya reputasi kurang oke.
Jadi, ketika beberapa kandidat nama muncul, kita harus memilih dengan baik. Kalau memilihnya tepat, didapatkanlah orang-orang seperti Danny Granger.

***
Sepanjang musim NBA 2008-2009 yang berakhir pertengahan April lalu, saya dan teman-teman DBL Indonesia –penyelenggara Honda DBL 2009 dan NBA Madness– terus mengamati para pemain liga paling bergengsi itu. Kami penasaran, siapa yang kira-kira bakal dikirim ke Surabaya nanti.
Terus terang, kami sempat mengusulkan beberapa nama kepada NBA. Request kami cukup realistis, yaitu para bintang yang punya potensi dahsyat. Bukan yang superstar. David Lee merupakan salah satunya.
Pemain ini masuk NBA pada 2005, sama seperti Danny Granger. Dia kulit putih, bukan kulit hitam seperti kebanyakan pemain liga tersebut. Ada beberapa alasan mengapa kami pikir pemain forward/center 206 cm itu cocok untuk ke Surabaya.
Salah satu alasannya: Dia berasal dari New York Knicks, salah satu tim paling kondang di NBA. Prestasi tim tersebut memang belum oke, tapi punya potensi kuat dengan manajemen baru yang dipimpin Donnie Walsh dan pelatih Mike D’Antoni.
Lee ini seperti Granger. Sejak 2005 terus menunjukkan progres. Pada musim 2008-2009 lalu, dia mencetak rata-rata 16 poin dan 11,7 rebound per game. Tampil 81 kali (hanya absen sekali sepanjang musim), Lee juga mencatat 65 kali double-double (lebih dari sepuluh poin dan sepuluh rebound dalam satu pertandingan). Itu terbanyak di NBA, mengalahkan superstar seperti Dwight Howard (center Orlando Magic yang double-double 63 kali).
Dalam sejarah Knicks sebelum ini, paling banyak double-double dalam semusim hanyalah 47 kali. Dan itu dilakukan pemain legendaris bernama Patrick Ewing.
Pernah, dalam satu pertandingan musim lalu, Lee mencetak 37 poin dan 21 rebound! Itu angka superstar.
Kebanyakan penggemar basket Indonesia mungkin menganggap Nate Robinson, si ’’mungil’’ (175 cm) juara slam dunk, sebagai pemain favorit di New York Knicks. Tapi kenyataannya, David Lee inilah yang sebenarnya pemain favorit di kota tersebut. Penggemar basket New York, yang dikenal paling kritis dan cerewet, suka sekali pada gaya dan kerja keras Lee.
Juli nanti, tepat setelah NBA Madness di Indonesia berakhir, Lee dan Robinson sama-sama harus meneken kontrak baru. Menurut perkembangan terakhir, Knicks tampaknya akan melepas Robinson. Sedangkan Lee akan diperpanjang kontraknya, dengan nilai mencapai USD 10 juta per musim. Pada musim lalu, gaji Lee ’’hanya’’ sekitar USD 1,7 juta.
Gosipnya, pemain terbaik di NBA saat ini, LeBron James, akan pindah ke New York pada 2010. Kalau jadi, Lee bakal menjadi salah seorang partner utamanya.

http://nbamadness.jawapos.co.id/index.php?act=newsdetail&no=22

0 komentar: